- ዎζօгле ብιшևбр
- ሥ зኜ
- Сዉфитру гложифеፃ
- Еծи չጅли рсоքоցቱ уղуηաሣ
- ዮщխй учοпըстա о ጯе
- Αвιկο нևհ
- О πጥжиዔէ уփሱкεհօν
- Οςяфуጠ էвማдах ци цощ
- Υտխдωթըջи ኆтቢпацωκоτ вօմեсուжид
Belajardengan bebas atau olahragagratis bisa digunakan dengan alatA.Airb. Talic. Kasurd. - 11.06.2020 Penjaskes Sekolah Menengah Pertama terjawab 15. Belajar dengan bebas atau olahraga gratis bisa digunakan dengan alat A.Air b. Tali c. Kasur d. Bolanya Iklan Jawaban 4.9 /5 30 bilalaufamaulana Jawaban: b.taliPembelajaran merupakan proses transformasi pengetahuan yang melibatkan interaksi antara pebelajar dengan guru atau pebelajar dengan sumber belajar secara langsung. Teknologi yang semakin canggih membuat pembelajaran tidak hanya bertatap muka dengan guru dan guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar melainkan dapat melalui media cetak, audio, video, audio-video dan computer yang dikenal sebagai e-learning bahkan dapat menggunakan perangkat handphone m-learning. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas pembelajaran pendidikan olahraga berbasis blended learning dalam jenjang Sekolah Menengah Atas SMA. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan, yaitu mencari sumber referensi yang relevan untuk dikaji secara konseptual. Hasil dari pengkajian menunjukkan bahwa dengan blended learning memungkinkan pembelajaran menjadi lebih profesional untuk menangani kebutuhan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi. Pemberlakuan pembelajaran berbasis blended learning pada pendidikan olahraga sangatlah membantu bagi guru pendidikan olahraga dalam penyampaian materi maupun peragaan suatu gerakan kepada peserta didik. Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis blended bagi lembaga pendidikan atau pelatihan adalah memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan, kemudahan implementasi, efisiensi biaya, hasil yang optimal, menyesuaikan berbagai kebutuhan pebelajar, dan meningkatkan daya tarik pembelajaran. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi PEMBELAJARAN PENDIDIKAN OLAHRAGA BERBASIS BLENDED LEARNING UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS Ndaru Kukuh Masgumelar1, Pinton Setya Mustafa2 1SMA Negeri 1 Bantur Malang 2Universitas Islam Negeri Mataram E-mail ndarukukuhmasgumelar pintonsetyamustafa DOI ABSTRAK Pembelajaran merupakan proses transformasi pengetahuan yang melibatkan interaksi antara pebelajar dengan guru atau pebelajar dengan sumber belajar secara langsung. Teknologi yang semakin canggih membuat pembelajaran tidak hanya bertatap muka dengan guru dan guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar melainkan dapat melalui media cetak, audio, video, audio-video dan computer yang dikenal sebagai e-learning bahkan dapat menggunakan perangkat handphone m-learning. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membahas pembelajaran pendidikan olahraga berbasis blended learning dalam jenjang Sekolah Menengah Atas SMA. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kepustakaan, yaitu mencari sumber referensi yang relevan untuk dikaji secara konseptual. Hasil dari pengkajian menunjukkan bahwa dengan blended learning memungkinkan pembelajaran menjadi lebih profesional untuk menangani kebutuhan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi. Pemberlakuan pembelajaran berbasis blended learning pada pendidikan olahraga sangatlah membantu bagi guru pendidikan olahraga dalam penyampaian materi maupun peragaan suatu gerakan kepada peserta didik. Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis blended bagi lembaga pendidikan atau pelatihan adalah memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan, kemudahan implementasi, efisiensi biaya, hasil yang optimal, menyesuaikan berbagai kebutuhan pebelajar, dan meningkatkan daya tarik pembelajaran. Kata Kunci Pembelajaran, Blended Learning, Pendidikan Olahraga PENDAHULUAN Perkembangan zaman dan teknologi ini tidak hanya berdampak bagi kehidupan ekonomi tetapi juga pendidikan yang ditandai dengan produk dan pemanfaatan teknologi informasi Darmawan, 2011. Penggunaan teknologi yang tepat kepada peserta didik dapat mengeksplorasi materi yang lebih baik dengan metode pembelajaran yang bervariasi Barlex & Trebell, 2008; Christensen, 2014; Kavita, Sharma, & Tiwari, 2011. Pendidikan tidak hanya dituntut untuk dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi yang terpenting sumber daya manusia juga dapat berkembang searah dengan kemajuan perkembangan tersebut. Pendidikan adalah sarana untuk mengimbangi kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai perubahan cara pembelajaran sesuai dengan kondisi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga tercipta generasi bangsa yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dahulu manusia sering mengalami kesulitan-kesulitan dikarenakan adanya beberapa keterbatasan dalam berhubungan satu dengan lainnya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan yang dialami manusia seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan, dan lain-lain. Saat ini kesulitan-kesulitan manusia dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai Teknologi Informasi dan Komunikasi mutakhir. Misalnya dengan adanya satelit hampir tidak ada lagi batas, jarak, dan waktu Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi untuk menjangkau khalayak yang dituju di mana pun dan kapan pun. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu pengajar dalam mengkreasi, mengorganisasi, dan menata pembelajaran. Perencanaan pembelajaran akan berbeda bergantung pada jenis pembelajaran yang akan dilakukan pembelajaran tatap muka atau jarak jauh, materi yang akan dipelajari oleh peserta didik, sarana dan media belajar yang tersedia, lingkungan tempat pembelajaran, dan kondisi psikologis dan interaksi peserta didik. Pada realitanya pembelajaran belum tentu lancar sesuai dengan harapan. Tentunya masih terdapat kendala-kendala yang terjadi selama pembelajaran berlangsung yang mengakibatkan peserta didik belum tuntas capaian kompetensinya Mustafa & Winarno, 2020, p. 2. Kendala tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain materi yang sulit, fasilitas sekolah yang kurang mendukung, karakteristik peserta didik, kemampuan guru dalam mengajar, dan faktor-faktor lainnya. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi masa kini dalam pembelajaran sangat diperlukan. Akan tetapi dalam pembelajaran tentunya juga diimbangi dengan variasi-variasi pembelajaran yang dapat mencegah kebosanan dalam belajar, jadi porsi antara pembelajaran konvensional dan alternatif sebaiknya berimbang Mustafa, Winarno, & Asim, 2016, p. 173. Dalam situasi pembelajaran pendidikan olahraga banyak digunakan dibutuhkan adaptasi secara efektif dan efisien dengan maksud agar siswa lebih energik dan terampil dalam bergerak Mustafa & Sugiharto, 2020, p. 199; Ranti, Hermanzoni, & Mardela, 2020, p. 1020. Pada akhir Februari Tahun 2020 terjadi musibah besar di Indonesia yaitu pandemi Coronavirus disease-2019 COVID-19. COVID-19 adalah penyakit yang menyerang sitem pernapasan dan dapat ditularkan melalui kontak fisik dan droplet percikan air liur Setiawan, 2020, p. 29. Untuk menghindari tertular COVID-19 yang mematikan diperlukan untuk mamtuhi protokol kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menghindari kerumunan Zukmadini, Karyadi, & Kasrina, 2020, p. 68. Salah satu komponen yang sangat berdampak adalah dunia pendidikan, yaitu pembelajaran tidak dapat diterapkan seperti biasanya dengan datang ke sekolah-sekolah maupun kampus-kampus dalam perguruan tinggi. Mengingat konteks COVID-19, fokus khusus harus diberikan pada fleksibilitas pendekatan pembelajaran yang terintegrasi untuk memfasilitasi akses ke semua peserta didik untuk menghindari resiko tertular COVID-19 Selwyn & Jandrić, 2020, p. 1004. Guru menghadapi beberapa ketidakpastian sehubungan dengan pandemi COVID-19 saat ini, namun, temuan dari penelitian telah menunjukkan bahwa Guru Pendidikan Olahraga bersedia melakukan pengalaman jaringan internasional dan pembentukan komunitas praktik yang bermakna O’Brien et al., 2020, pp. 518–519. Pelaksanaan blended learning sebagai pusat pendidikan menjadi pilihan alternatif yang terus meningkat secara eksponensial selama pandemi COVID-19 Calderón, Scanlon, MacPhail, & Moody, 2020, p. 1. Selain itu hasil review artikel yang dilakukan oleh Mujiono & Gazali 2020, p. 60 bahwa alternatif lain dengan pemilihan pembelajaran online memberikan kemudahan dan efektivitas bagi pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang dapat memberikan pengetahuan dari jarak jauh dengan memanfaatkan platform dan aplikasi pendukung lainnya, serta pembelajaran online tetap dapat melakukan aktivitas fisik meskipun secara online. Hasil penelitian dari Anggita, Rahayu, Ali, Castyana, & Blume 2020, p. 699 menyatakan bahwa pandangan guru olahraga di sekolah tentang pembelajaran blended learning mudah digunakan dan dapat meningkatkan pemahaman, kreativitas, dan antusiasme siswa. Hasil review artikel dari Killian, Kinder, & Woods 2019, p. 110 memberikan uraian bahwa pembelajran online dan blended telah muncul sebagai metode pengajaran populer di lingkungan pendidikan abad 21, dengan ciri khas asinkron dari metode tersebut mewakili potensi peningkatan kesempatan belajar dalam pendidikan jasmani. Kemudian dari Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi penelitian dan pengembangan modul elektronik berbasis online yang disusun oleh Purwaningtyas & Hariyadi 2017, p. 128 memberikan bukti bahwa melalui pembelajaran online dalam pendidikan jasmani memberikan kesempatan peserta didik untuk kreatif serta mewadahi kecepatan belajar yang berbeda-beda. Selain itu, rasa malu dapat cegah bagi peserta didik yang dalam pembelajaran konvensional ingin mengutarakan argumen secara aktif. Dunia pendidikan Indonesia di masa mendatang lebih cenderung berkembang pada bentuk pendidikan terbuka dengan menerapkan sistem pendidikan jarak jauh distance learning. Pembelajaran-pembelajaran yang dikembangkan cenderung akan menggabungkan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi TIK. Pembelajaran-pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi itulah yang dikembangkan sebagai pembelajaran campuran atau lebih dikenal dengan istilah blended learning, yaitu menggabungkan pem-belajaran konvensional hanya tatap muka dengan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui blended learning sistem pembelajaran menjadi lebih luwes dan tidak kaku. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka akan dibahas tentang karakteristik pembelajaran pendidikan olahraga menggunakan pendekatan blended learning pada jenjang SMA. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan informasi dan kajian kepustakaan mengenai blended learning apabila diterapkan dalam pendidikan olahraga. Berbeda pada pelajaran umum, karena pendidikan olahraga memiliki ciri khas, yaitu melalui aktivitas fisik dijadikan alternatif untuk mendidik siswa di sekolah. METODE Penelitian ini merupakan tinjauan kepustakaan, yaitu mencari sumber referensi yang relevan dari buku, jurnal, dan artikel tentang “blended learning pada pendidikan olahraga di tingkat SMA secara nasional“ kemudian dikaji dan dibahas. Pengumpulan data menggunakan pencarian melalui buku berupa media cetak dan penelusuran online di google scholar dengan kata kunci "pendidikan olahraga" OR "pendidikan jasmani" OR PJOK AND "blended learning" AND "SMA" OR "SMK" OR "Sekolah Menengah Atas" OR "Sekolah Menengah Kejuruan" dengan rentang pencarian Tahun 2010 sampai dengan referensi yang terbit bulan Februari Tahun 2021, namun tidak menutup kemungkinan jika diperlukan rujukan sebelum Tahun 2010. Selain itu juga didukung dengan sumber primer dari buku tentang pendidikan dan pembelajaran. Dikarenakan penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, maka instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang menelusuri data dari referensi yang relevan untuk disajikan dalam penelitian ini. Analisis data menggunaan pendekatan kualitatif yaitu hasil uraian dari para ahli dan penelitian dianalisis untuk diungkapkan kembali menjadi narasi dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan Sugiyono, 2015, p. 337. Reduksi data dilakukan dari hasil temuan pernyataan para ahli dan penelitian yang dipublikasikan melalui artikel. Kemudian diuraikan dengan kalimat singkat. Pada akhirnya diperoleh kesimpulan berupa kajian konseptual pembelajaran pendidikan olahraga berbasis blended learning pada jenjang SMA. HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Blended Learnig Istilah blended learning secara ketatabahasaan terdiri dari dua kata yaitu Blended dan Learning. Kata Blend berarti “campuran bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” Collins Dictionary, atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan Heinze & Procter, 2006, p. 236, sedangkan learning memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan Dziuban & Moskal 2011, p. 24 menemukan bahwa program blended learning memiliki Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi potensi untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan juga menurunkan tingkat putus sekolah dibandingkan dengan pembelajaran yang sepenuhnya pembelajaran online. Demikian juga ditemukan bahwa model pembelajaran berbasis blended lebih baik daripada pembelajaran tatap muka face to face. Hakikatnya pembelajaran adalah proses mengubah perilaku kognitif, afektif, psikomotor yang relatif permanen sebagai hasil dari latihan dan pengalaman Mustafa, 2021, p. 56. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik Christensen, 2014; Prasetyo, 2020, p. 11. Gambar 1. Komponen Pembelajaran Berbasis Blended Learning PBBL Sumber Dwiyogo, 2016, p. 46 Pembelajaran dalam konsep blended learning terbagi menjadi tiga jenis pembelajaran, yaitu tatap muka, offline, dan online. Pembelajaran tatap muka sebagai salah satu bentuk model pembelajaran konvensional yang mempertemukan pendidik guru atau dosen dengan murid dalam satu ruangan untuk belajar. Pembelajaran tatap muka merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik secara langsung. Model pembelajaran tatap muka lebih menekankan pada pengenalan serta demonstrasi pembelajaran dan mengharuskan pelakunya untuk terus bertemu dan berinteraksi dalam konteks pembelajaran setiap minggu Neuhauser, 2002, p. 103; Ni, 2013, p. 201; Widiyanti, Julyasih, & Santiasa, 2020, p. 148. Pembelajaran tatap muka lebih menekankan kepada aktivitas peserta didik Khine & Lourdusamy, 2003, p. 675. Dengan pembelajaran tatap muka kendala-kendala dari siswa dapat diketahui oleh guru. Pembelajaran offline sering diidentikkan dengan pembelajaran menggunakan media berbasis komputer tanpa jaringan internet. Salah satu model pembelajaran offline adalah penggunaan multimedia. Neo & Neo 2002, p. 80 perubahan dalam proses belajar mengajar tidak bisa dihindari dengan pengenalan multimedia teknologi di bidang pendidikan. Abdous & Yen 2010, p. 256 menjelaskan siswa dianjurkan diberi banyak cara untuk memperoleh ilmu diantaranya dengan cara memaksimalkan komputer. Menurut Dwiyogo 2008, p. 92 komponen-komponen dalam multimedia adalah 1 harus ada komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang berinteraksi dengan kita, 2 harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi, 3 harus ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling terhubung, 4 multimedia menyediakan tempat kepada kita untuk mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi dan ide kita sendiri. Belajar online merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara elektronik menggunakan media berbasis komputer dan seringkali diakses melalui sebuah jaringan internet yang membantu pebelajar untuk mencapai hasil yang spesifik Bawaneh, 2011, p. 68; McGreal & Elliott, 2004, p. 115. Dengan pembelajaran online proses belajar mengajar terus secara menyebar diarahkan ke arah yang lebih fleksibel terhadap waktu dan tempat Ginns & Ellis, 2007, p. 56; Wiarto, 2016, p. 159. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi secara online dikombinasikan dengan tatap muka maka akan mempengaruhi nilai akhir siswa Dziuban & Moskal, 2011, p. 238. Sutopo 2012, p. 143 menjelaskan empat hal yang menjadi implikasi dalam pembelajaran online, yaitu 1 siswa harus menentukan secara eksplisit apa yang harus dihasilkan sehingga dia dapat menentukan pilihan apa yang akan dipelajari, 2 siswa harus dapat mengevaluasi dirinya sendiri apakah berhasil atau tidak dalam pembelajaran online, 3 bahan ajar harus mempunyai tahapan yang memadai untuk menunjang pembelajaran, tahapan dari yang sederhana ke kompleks, mudah dan sulit, 4 siswa harus dilengkapi dengan umpan balik sehingga dia dapat memantau apa yang telah dikerjakan dan memperbaiki kesalahannya. Merujuk pada definisi blended learning oleh Chaeruman 20114 yaitu pembelajaran yang mengkombinasikan setting pembelajaran synchronous dan asynchronous secara tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka karakteristik model blended learning dengan pendekatan konstruktif constructive approach ini memiliki dua setting pembelajaran, yaitu pembelajaran synchronous dan asynchronous. Adapun karakteristik blended learning ini digambarkan dalam bagan berikut Gambar 2. Karakteristik Blended learning Sumber Dwiyogo, 2016, p. 49 Kelebihan blended learning a pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi, b pembelajaran lebih efektif dan efisien, c peningkatan aksesbilitas. Dengan adanya Blended learning maka peserta belajar semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran. Kekurangan Blended learning a media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan pra-sarana tidak mendukung, b tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam Blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online, c kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi, d tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi Pendidikan Olahraga Pendidikan olahraga merupakan olahraga pendidikan yang diajarkan melalui sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, biasanya mata pelajarannya berupa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan PJOK. PJOK adalah bagian dari pendidikan dengan ciri khas membelajarkan siswa melalui aktivitas gerak jasmani untuk mencapai tujuan kompetensi Mustafa & Roesdiyanto, 2021, p. 62. Tujuan pendidikan olahraga adalah mendidik siswa menjadi individu yang seutuhnya dan membantu mereka berkembang sebagai jiwa yang terampil yang kompeten, melek literasi, dan aktif dalam hidup Siedentop, Hastie, & Mars, 2011, p. 4. Di satu sisi, pendidikan olahraga merupakan pengalaman belajar kooperatif yang terpenting bagi siswa, mereka belajar bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan kelompok Rink, 2014, p. 285. Aktivitas fisik membuat badan menjadi bugar, sehingga dengan kondisi kebugaran yang baik dapat memaksimalkan kemampuan siswa dalam belajar Adi, Supriyadi, & Masgumelar, 2020, p. 39. Oleh karena itu peran guru dalam pendidikan olahraga berbeda dengan pengajaran biasa. Pendidikan olahraga diusulkan sebagai model pembelajaran yang menangani masalah pendekatan tradisional untuk mengajar pendidikan jasmani Romar, Henriksson, Ketomäki, & Hastie, 2016, p. 1. Dalam pendidikan olahraga yang tidak boleh dilupakan adalah pengembangan keterampilan motorik, pengetahuan taktis dan kinerja, kebugaran, pengembangan pribadi dan sosial, serta sikap dan nilai siswa Alexander & Luckman, 2001, p. 243. Alokasi waktu yang digunakan dalam materi PJOK adalah 3 x 45 menit, dengan rincian PJOK dibagi menjadi 2 x 45 menit untuk praktik lapangan, dan 1 x 45 menit dilaksanakan dengan pembelajaran di kelas, karena aspek kognitif perlu mendapat perhatian untuk membantu membentuk materi teoretis pengetahuan Purwaningtyas & Hariyadi, 2017, p. 122. Selain itu, salah satu alternatif yaitu guru perlu menggunakan media video sebagai sumber pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan kemampuan belajar PJOK Carolin, Astra, & Suwiwa, 2020, p. 17. Guru PJOK merupakan salah satu agen terpenting dalam memberikan bimbingan dan layanan bagi peserta didik dalam memperoleh pertumbuhan dan perkembangan psikis sekaligus fisik secara maksimal Mustafa, 2020, p. 61. Oleh karena itu rancangan blended learning yang diadopsi hendaknya menstimulus siswa untuk aktif dalam bergerak dan berolahraga. Jangan sampai dengan kemudahan akses sumber belajar menjadikan siswa lebih aktif secara kognitif daripada motorik. Sebab, esensi dari pendidikan olahraga adalah aktif bergerak untuk kesehatan dan kesejahteraan hidup. Blended Learning Pendidikan Olahraga pada Sekolah Menengah Atas Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Saat ini istilah blended menjadi populer, maka semakin banyak kombinasi yang dirujuk sebagai blended learning. Dalam metodologi penelitian, digunakan istilah mixing untuk menunjukkan kombinasi antara penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapula yang menyebut di dalam pembelajaran adalah pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer offline, dan komputer secara online internet dan mobile learning. Bagaimana penerapan blended learning di SMA? Penerapan blended learning pada bidang studi pendidikan olahraga di SMA akan menambah model pembelajaran yang selama ini hanya menggunakan tatap muka dalam belajar. Kegiatan diharapkan lebih interakif antara guru dan peserta didik maupun dengan sesama peserta didik. Blended learning merupakan alat bantu belajar bagi siswa yang kebutuhan akan belajarnya masih di bawah rata-rata. Dengan sifatnya yang membuat pembelajaran lebih Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi menarik maka blended learning ini mampu menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan olahraga. Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating Yusuf, 2004, pp. 195–196 sebagai berikut 1 kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang tekanannya kepada kesadaran sendiri di sini dan sekarang here and now, cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan world of possibilities, 2 melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan nalar secara ilmiah, 3 mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya, 4 mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien, 5 cakrawala berpikirnya semakin luas. Pelaksanaan pembelajaran dapat dirancang dengan mengkominasikan media belajar karena gaya belajar tiap siswa berbeda. Kita sebagai seorang pendidik atau orang tua tidak bisa memaksakan seorang siswa harus belajar dengan suasana dan cara yang kita inginkan karena masing-masing siswa atau individu memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Salah satu hal yang dapat dilakukan dengan blended learning adalah kombinasi pembelajaran jarak jauh dan penggunaan multimedia interaktif atau media audio visual untuk mencapai pembelajaran offline Dwiyogo & Cholifah, 2016, p. 953. Gaya belajar merupakan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya Uno, 2006, p. 180. Pendapat lain dari Sukirno 2010, p. 27 karakteristik belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu karakteristik gaya belajar visual, gaya auditorial, dan gaya kinestetik. Gaya belajar visual visual learners menitik beratkan pada ketajaman penglihatan dengan ciri-ciri diantaranya sebagai berikut 1 rapi dan teratur, 2 berbicara dengan cermat, 3 perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, 4 teliti terhadap detail, 5 mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian maupun presentasi, 6 pengeja yang baik dan melihat kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, 7 mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar, 8 mengingat dengan asosiasi visual, 9 biasanya tidak terganggu oleh keributan, 10 mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering kali meminta bantuan orang untuk mengulanginya, 11 pembaca cepat dan tekun, 12 lebih suka membaca daripada dibacakan, 13 membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang sesuatu masalah atau proyek, 14 mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, 15 lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain. Gaya belajar auditori auditory learners mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya dengan ciri- ciri sebagai berikut 1 berbicara pada diri sendiri saat bekerja, 2 mudah terganggu oleh keributan, 3 menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, 4 senang membaca dengan keras dan mendengarkan, 5 dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan warna suara, 6 merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita, 7 berbicara dalam irama yang terpola, 8 biasanya pembicara yang fasih, 9 lebih suka musik daripada seni, 10 belajar mendengarkan dan mengingat yang didiskusikan daripada yang dilihat, 11 senang berbicara, senang berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, 12 mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, 13 lebih pandai mengeja dengan keras daripada melukiskannya, 14 lebih senang gurauan lisan daripada membaca komik, 15 suka bertanya kepada masalah yang kurang jelas ketika mendengar. Gaya belajar kinestetik kinesthetic learners meng-haruskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya dengan ciri-ciri sebagai Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi berikut 1 berbicara dengan perlahan, 2 menanggapi perhatian fisik, 3 menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, 4 berdiri dekat ketika berbicara dengan seseorang, 5 selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, 6 mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, 7 belajar melalui memanipulasi dan praktik, 8 menghafal dengan cara berjalan dan melihat, 9 menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, 10 banyak menggunakan isyarat tubuh, 11 tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, 12 tidak dapat mengingat geografi, kecuali mereka pernah berada di tempat itu, 13 menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, 14 menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot-mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, 15 kemung-kinan tulisannya jelek, 16 ingin melakukan segala sesuatu, 17 menyukai permainan yang menyibukkan. Pengembangan langkah-langkah pembelajaran dalam blended learning. Pada pengembangan pembelajaran baik dengan menerapkan Blended learning maupun secara konvensional, pendidik perlu mengembangkan langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran RPP berdasarkan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Pengembangan langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan Blended learning juga perlu dirancang dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan pembelajarannya peserta didik tidak merasa kesulitan secara teknis. Oleh karena itu, pendidik perlu mempersiapkan terlebih dulu segala hal yg dibutuhkan, seperti materi-materi yang akan disampaikan atau dibahas, platform yang akan digunakan dalam pembelajaran dengan Blended learning, tutorial penggunaan platform yang digunakan dalam pembelajaran dengan menerapkan Blended learning dan lain sebagainya. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan blended learning, pendidik harus menyiapkan dulu semua kebutuhan pembelajarannya terutama penggunaan platform teknologi yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan digunakan tanpa melak-sanakan tatap muka. Beberapa platform yang dapat digunakan dalam pembelajaran dengan blended learning seperti Group Mailing List Milis, seperti Yahoo groups, Google+, dan lain-lain, Web Blog Guru, Social Media Facebook, Twitter, Instagram, Path, dan lain-lain, Aplikasi-aplikasi Learning Management Systems atau LMS seperti Moodle, Edmodo, Quipper, Kelase, dan lainnya dan sebagainya. Selanjutnya, bagaimana platform-platform yang sudah ditentukan oleh pendidik diterapkan dalam pembelajaran dengan sebelumnya disusun terlebih dahulu dalam langkah-langkah pembelajaran yang dirancang. Sehingga dapat dikatakan sebelum merancang PBBL guru perlu melakukan analisis kebutuhan dan potensi yang dapat dimanfaatkan dalam lingkungan belajar Masgumelar & Dwiyogo, 2020, p. 96. Dalam era abad 21 ini pembelajaran pendidikan olahraga dituntut untuk memanfaatkan device untuk dibuatkan isi materi pelajaran dari guru, jadi tidak hanya melakukan aktivitas fisik saja namun perlu memberdayakan teknologi masa kini sebagai sumber belajar Mustafa & Dwiyogo, 2020, p. 422. Hasil penelitian dari Masgumelar, Dwiyogo, & Nurrochmah 2019, p. 985 menunjukkan bahwa pembelajaran PJOK di jenjang SMA dapat dikemas melalui blended learning, karena dapat mempermudah peserta didik dalam mengakses materi PJOK dengan mudah, sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Blended learning dalam pendidikan olahraga dapat dibagi menjadi tiga aspek, antara lain 1 face to face, yaitu pembelajaran yang menghadirkan guru dan peserta didik untuk bertemu dalam satu tempat yaitu pada sekolah; 2 offline, melalui sumber belajar multimedia interaktif yang dibuat oleh guru yaitu terdiri dari teks, video, audio, dan animasi serta dapat diakses tanpa jaringan internet; dan 3 online, yaitu dengan penyedia web belajar online, dapat melalui google classroom atau edmodo atau penyedia jasa web pembelajaran lainnya. Melalui pembelajaran online ini, memungkinkan peserta didik untuk mengakses dengan bebas sumber belajar yang diunggah oleh guru dalam kelas online Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi yang tentunya membutuhkan jaringan internet. Tiga komponen tersebut saling melengkapi, sesuai dengan kebutuhan di lapangan, tentunya guru perlu merancang bagaimana agar porsi tatap muka, offline, dan online tersebut efektif dan efisien. KESIMPULAN Blended learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional tatap muka, mandiri, dan mandiri via online. Bahan belajar mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk digital, seperti dalam bentuk CD, MP3, DVD, dan sejenisnya, sedangkan bahan belajar mandiri secara online disiapkan dalam bentuk Mailing List, Social Media, Learning Management Systems LMS dan lain sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran dengan Blended learning secara online dapat diterapkan dalam beberapa model yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. Pada implemetasinya, pembelajaran dengan blended learning pada lembaga pendidikan dasar dan menengah lebih tepat dengan menerapkan model web centric course, dan web enhanced course, karena pada pendidikan dasar dan menengah masih diwajibkan adanya tatap muka di dalam kelas. Pada penerapan Blended learning pendidik seharusnya dapat memastikan bahwa seluruh pesertanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dalam belajar secara mandiri via online tidak banyak hambatan dikarenakan faktor sarana dan prasana yang kurang memadai. Selain itu pendidik sudah menyiapkan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang mungkin muncul. Pembagian materi belajar harus dapat dialokasikan dengan baik, dengan mempertimbangkan isi bahan ajar, serta tujuan pembelajarannya, mana yang harus dibahas secara tatap muka, atau dapat dipelajari secara mandiri. Dalam mengorganisir pembelajaran, pendidik juga harus menyiapkan jadwal yang terorganisir untuk tatap muka dan pembelajaran mandiri diawal, agar peserta mengetahui secara jelas jadwal tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abdous, M., & Yen, 2010. A predictive study of learner satisfaction and outcomes in face-to-face, satellite broadcast, and live video-streaming learning environments. The Internet and Higher Education, 134, 248–257. Adi, S., Supriyadi, & Masgumelar, N. K. 2020. Model-Model Exercise dan Aktivitas Fisik untuk Kebugaran Jasmani Anak SD. Malang Wineka Media. Alexander, K., & Luckman, J. 2001. Australian Teachers Perceptions and Uses of the Sport Education Curriculum Model. European Physical Education Review, 73, 243–267. Anggita, G. M., Rahayu, T., Ali, M. A., Castyana, B., & Blume, A. 2020. Tingkat pengetahuan dan persepsi guru penjas terhadap metode blended learning. Jurnal SPORTIF Jurnal Penelitian Pembelajaran, 63, 699–712. Barlex, D. M., & Trebell, D. 2008. Design-without-make challenging the conventional approach to teaching and learning in a design and technology classroom. International Journal of Technology and Design Education, 182, 119–138. Bawaneh, S. S. 2011. The effects of blended learning approach on students’ performance Evidence from a computerized accounting course. International Journal of Humanities and Social Science, 16, 63–69. Calderón, A., Scanlon, D., MacPhail, A., & Moody, B. 2020. An integrated blended learning approach for Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi physical education teacher education programmes teacher educators’ and pre-service teachers’ experiences. Physical Education and Sport Pedagogy, 1–16. Carolin, L. L., Astra, I. K. B., & Suwiwa, G. 2020. Pengembangan Media Video Pembelajaran Dengan Model Addie Pada Materi Teknik Dasar Tendangan Pencak Silat Kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada Tahun Pelajaran 2019/2020. Jurnal Kejaora Kesehatan Jasmani Dan Olah Raga, 52, 12–18. Chaeruman, U. A. 2011. Implementing Blended Learning A Case Based Sharing Experience. Christensen, R. 2014. Effect of Technology Integration Education on the Attitudes of Teacher and Students. Journal of Research on Technology in Education, 344, 411–433. Darmawan, D. 2011. Teknologi Pembelajaran. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Dwiyogo, W. D. 2008. Aplikasi Teknologi Pembelajaran Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang FIP UM. Dwiyogo, W. D. 2016. Pembelajaran Berbasis Blended learning Model Rancangan Pembelajaran dan Hasil Belajar Pemecahan Masalah. Malang Wineka Media. Dwiyogo, W. D., & Cholifah, P. S. 2016. Continuing Professional Development CPD for Physical Education Teacher in Elementary School through Blended Learning. International Conference on Education ICE2 2018 Education and Innovation in Science in the Digital Era, 948–955. Malang Universitas Negeri Malang. Dziuban, C., & Moskal, P. 2011. A course is a course is a course Factor invariance in student evaluation of online, blended and face-to-face learning environments. The Internet and Higher Education, 144, 236–241. Ginns, P., & Ellis, R. 2007. Quality in blended learning Exploring the relationships between on-line and face-to-face teaching and learning. The Internet and Higher Education, 101, 53–64. Heinze, A., & Procter, C. 2006. Online Communication and Information Technology Education. Journal of Information Technology Education Research, 51, 235–249. Kavita, V., Sharma, J. P., & Tiwari, R. K. 2011. Use of Information Technology in Physical Education and Sport. International Journal in Multidisciplinary and Academic Research, 24, 1–6. Khine, M. S., & Lourdusamy, A. 2003. Blended learning approach in teacher education combining face-to-face instruction, multimedia viewing and online discussion. British Journal of Educational Technology, 345, 671–675. Killian, C. M., Kinder, C. J., & Woods, A. M. 2019. Online and Blended Instruction in K–12 Physical Education A Scoping Review. Kinesiology Review, 82, 110–129. Masgumelar, N. K., & Dwiyogo, W. D. 2020. Development of Game Modification Using Blended Learning in Physical Education, Sports, and Health For Senior High School Students. The 3rd International Conference on Sports Sciences and Health 2019 ICSSH 2019, 95–100. Atlantis Press. Masgumelar, N. K., Dwiyogo, W. D., & Nurrochmah, S. 2019. Modifikasi Permainan menggunakan Blended Learning Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jurnal Pendidikan Teori, Penelitian, Dan Pengembagan, 47, 979–986. Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi McGreal, R., & Elliott, M. 2004. Technologies of Online Learning e-Learning. In T. Anderson & F. Elloumi Eds., Theory and Practice of Learning pp. 115–135. Athabasca, Kanada Athabasca University. Mujiono, M., & Gazali, N. 2020. Literature review Physical education in the covid-19 pandemic. JUARA Jurnal Olahraga, 61, 50–63. Mustafa, P. S. 2020. Implikasi Pola Kerja Telensefalon dan Korteks Cerebral dalam Pendidikan Jasmani. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 102, 53–62. Mustafa, P. S. 2021. Implementation of Behaviorism Theory-based Training Learning Model in Physical Education in Class VII Junior High School Football Game Materials. COMPETITOR Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga, 131, 39–60. Mustafa, P. S., & Dwiyogo, W. D. 2020. Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Indonesia Abad 21. JARTIKA Jurnal Riset Teknologi Dan Inovasi Pendidikan, 32, 422–438. Mustafa, P. S., & Roesdiyanto, R. 2021. Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme melalui Model PAKEM dalam Permainan Bolavoli pada Sekolah Menengah Pertama. Jendela Olahraga, 61, 50–65. Mustafa, P. S., & Sugiharto, S. 2020. Keterampilan Motorik pada Pendidikan Jasmani Meningkatkan Pembelajaran Gerak Seumur Hidup. Sporta Saintika, 52, 199–218. Mustafa, P. S., & Winarno, M. E. 2020. Pengembangan Buku Ajar Pengajaran Remedial dalam Pendidikan Jasmani untuk Mahasiswa S1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Universitas Negeri Malang. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 191, 1–12. Mustafa, P. S., Winarno, M. E., & Asim. 2016. Pengembangan Variasi Latihan Service Atas untuk Peserta Ekstrakurikuler Bolavoli di SMK Negeri 4 Malang. Jurnal Pendidikan Jasmani, 261, 159–175. Neo, K., & Neo, M. 2002. Interactive multimedia education Using Authorware as an instructional tool to enhance teaching and learning in the Malaysian classroom. Interactive Educational Multimedia IEM, 80–94. Neuhauser, C. 2002. Learning Style and Effectiveness of Online and Face-to-Face Instruction. American Journal of Distance Education, 162, 99–113. Ni, A. Y. 2013. Comparing the Effectiveness of Classroom and Online Learning Teaching Research Methods. Journal of Public Affairs Education, 192, 199–215. O’Brien, W., Adamakis, M., O’ Brien, N., Onofre, M., Martins, J., Dania, A., … Costa, J. 2020. Implications for European Physical Education Teacher Education during the COVID-19 pandemic a cross-institutional SWOT analysis. European Journal of Teacher Education, 434, 503–522. Prasetyo, M. T. 2020. Mengoptimalkan Pembelajaran Pendidikan Olahraga Melalui Blended Learning di Papua. Seminar & Conference Nasional Keolahragaan, 5–12. Purwaningtyas, W. D. D., & Hariyadi, I. 2017. Pengembangan Modul Jurnal Kejaora Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga ISSN 2541-5042 Online ISSN 2503-2976 Print Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021 Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi Elektronik Berbasis Online dengan Program Edmodo. Jurnal Pendidikan, 21, 123, 121–129. Ranti, S., Hermanzoni, H., & Mardela, R. 2020. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jurnal Patriot, 24, 1019–1035. Rink, J. E. 2014. Teaching Physical Education for Learning 7, Ed.. New York McGraw-Hill Companies. Romar, Henriksson, J., Ketomäki, K., & Hastie, P. 2016. Teachers’ Learning Experiences with the Sport Education Model in Physical Education. Scandinavian Sport Studies Forum, 7, 1–26. Selwyn, N., & Jandrić, P. 2020. Postdigital Living in the Age of Covid-19 Unsettling What We See as Possible. Postdigital Science and Education, 23, 989–1005. Setiawan, A. R. 2020. Lembar Kegiatan Literasi Saintifik untuk Pembelajaran Jarak JauhTopik Penyakit Coronavirus 2019 COVID-19. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 21, 28–37. Siedentop, D., Hastie, P. A., & Mars, H. van der. 2011. Complete Guide to Sport Education 2nd ed.. United States Human Kinetics. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung Alphabeta. Sukirno. 2010. Belajar Cepat Menulis Kreatif Berbasis Kuantum Untuk Yang Ingin Cepat Terampil Menulis Kreatif. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Sutopo. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta Graha Ilmu. Uno, H. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta Bumi Aksara. Wiarto, G. 2016. Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani. Yogyakarta Laksitas. Widiyanti, N. L. P. M., Julyasih, N. K. S. M., & Santiasa, I. M. P. A. 2020. Pelatihan Blended Learning bagi Guru-Guru SMA Candimas Desa Pancasari Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Proceeding Senadimas Undiksha, 148–155. Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Zukmadini, A. Y., Karyadi, B., & Kasrina, K. 2020. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dalam Pencegahan Covid-19 kepada Anak-anak di Panti Asuhan. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 31, 68–76. ... The teacher's learning design that will be applied learning should be able to take advantage of today's technology so that the learning process carried out becomes effective Maimun & Hakim, 2021. Blended learning is a form of learning that mixes face-to-face, offline, and online in delivering material Masgumelar & Mustafa, 2021. In addition, the material presented in the learning that has been made by the teacher must have implications for changes in noble attitudes in addition to the purpose of increasing knowledge and skills Syamsussabri, Suhadi, & Sueb, 2019. ... Pinton Setya MustafaThe purpose of this article was to provide an informative description of the various characteristics of learning people. The method in this study used a literature study using a qualitative approach through collecting relevant references regarding the diversity of people who learn. This research was a type of literature review research with a qualitative approach. The research procedure consists of 1 the preparation stage in determining the topic, 2 the implementation stage of searching for relevant reference sources, and 3 the stage of writing down the findings from various reference sources. Reference sources traced in this study come from books and articles that have been published by online journals at 2000-2020. The data analysis stage used in this study was a qualitative approach which includes data reduction, data presentation, and conclusion. Characteristics of learners can be defined as individual mental factors that can affect learning activities. Multiple intelligence is provided with a special category of intelligence directly for each individual. The conclusion obtained is that every individual who learns is unique in understanding material and information. Therefore, a teacher or educator needs to provide the right model and method to optimize the ability of students to improve their competencies.... Education in Indonesia in the future will continue to develop and advance rapidly so that individuals must be able to adapt to ongoing developments, in the future the world of education tends to develop in the form of open education by implementing a distance education system Masgumelar, 2021. Since the outbreak of the Covid-19 has affected almost all elements, including in the realm of education, with a circular issued by the government on March 18, 2020, all indoor and outdoor activities had to be suspended in order to reduce the spread of disease caused by the corona virus. ...Laili Nabella Pebriani Wasis DwiyogoThis study aims to determine the effect of blended learning on badminton learning. The method used in this study is the literature review method. Sources were obtained online with Google Scholar and books from 2018 to 2022. The results of the data search have been found by the authors, which are influenced by several factors. The biggest thing that influences this research is the limited facilities and infrastructure owned by students, but there is an increase resulting from several previous studies.... Pendidikan Jasmani adalah mata pelajaran yang bercirikan mendidik siswa melalui aktivitas jasmani atau olahraga Prayoga, Fitrianto, Habibie, & Mustafa, 2022. Produk yang dapat dikembangkan dalam pendidikan jasmani sangat beragam dan meliputi media pembelajaran, perubahan alat, model pembelajaran dan alat evaluasi, serta produk pengembangan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran Angga, Hariyanto, & Tomi, 2020;Masgumelar & Mustafa, 2021. Salah satu implementasi strategi pengembangan produk dalam artikel ini hanyalah salah satu contoh dari R&D yang dilakukan oleh Fathoni 2017. ...Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan telah melewati ragam prosedur yang sistematis serta perlu teruji kelayakan dan kepraktisannya untuk digunakan. Langkah awal dalam menentukan spesifikasi produk yang relevan adalah melakukan analisis kebutuhan selama di lapangan. Banyak ragam strategi yang digunakan dalam menghimpun berbagai masalah dari hasil analisis kebutuhan guna membuat inovasi pengembangan produk. Tujuan dari artikel ini adalah menyajikan ragam strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan produk dalam penelitian dan pengembangan khususnya di bidang pendidikan jasmani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yang dianalisis dengan cara pendekatan kualitatif. Strategi merupakan rencana yang matang untuk meminimalkan atau menghindari masalah dan mengoptimalkan potensi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya strategi yang tepat akan mengakibatkan produk dari hasil penelitian dan pengembangan akan mendapatkan hasil yang valid dan praktis digunakan. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, produk pengembangan dapat berupa model pembelajaran, media, modifikasi alat, sumber belajar, dan instrumen penilaian. Kesimpulan yang didapat dari studi kepustakaan ini, strategi yang digunakan dalam pengembangan produk perlu melewati studi pendahuluan, pengembangan dan validasi produk, serta pengujian produk.... Pendidikan Jasmani pada dasarnya memiliki tujuan utama dalam tiga domain yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dapat dicapai melalui pembelajaran gerak dan aktivitas fisik yang mengadopsi gerakan olahraga Masgumelar & Mustafa, 2021. Adapun mata pelajaran pendidikan jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut 1 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, 2 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, 3 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, 4 Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, 5 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis, 6 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan, 7 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. ... Pinton Setya MustafaA regulation in Indonesia the national goal of education is to develop the ability and form the character and civilization of a dignified nation in order to educate the nation's life. The purpose of this article is to examine the role of physical education in realizing national education. The method in this research uses a qualitative approach to the type of literature study. This study seeks to explore document studies on the study of physical education in general and then relate it to the goals of national education. In the theoretical study the elements of physical education play a role in realizing the national goals of education. Because physical education programs and objectives essentially shape human character to be good through the medium of motion. Learners can grow and develop well physically, psychomotor, cognitive, and in attitude as a result of the contribution of physical education programs in schools. So physical education should not be ignored within the scope of the education unit, and physical education needs to be considered in its implementation in order to achieve the expected goals. The conclusion obtained is that the role of physical education is very important to form healthy human beings, have a noble mind, and have a good mindset, so that they can contribute to realizing the goals of national education that form superior human resources in the future.... Adanya kondisi lingkungan sosial serta keberadaan fasilitas yang mendukung dalam berolahraga memang mempengaruhi hasil dalam melakukan aktivitas fisik dalam keseharian . Agar siswa dapat dengan optimal dalam pembelajaran gerak secara daring, maka diperlukan sumber belajar yang mudah diakses serta perlu pemantauan secara berkala Masgumelar & Mustafa, 2021. ...Hegen Dadang PrayogaAri Tri FitriantoMuhammad Habibie Pinton Setya MustafaPermasalahan penelitian ini adalah pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan PJOK dalam materi sekolah dan tugas yang dilakukan oleh guru tidak sesuai dengan harapan, atau jika diberikan tugas hanya untuk mengumpulkan. Penghapusan bagian sosial dan emosional pembelajaran PJOK membuatnya tidak maksimal dalam penilaian psikomotor, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan dan implementasi pembelajaran PJOK secara daring di SMP di Banjarmasin siswa kelas IX. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas tentang masalah yang sedang dipelajari. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner tertutup yang telah dicetak. Analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan persentase. Sampel penelitian ini adalah SMP di Banjarmasin yang memiliki sarana dan prasarana olahraga yang baik. Teknik pengambilan data menggunakan purposive sampling yang terdiri dari 4 sekolah dengan jumlah responden sebanyak 80 siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PJOK secara daring hanya dapat mencapai 69,02% cukup, dimana pada aspek kognitif dapat mencapai 71,42% baik; aspek afektif mencapai 64,74% cukup; kemudian pada ranah psikomotor mencapai 68,93% cukup. Kesimpulan dari penelitian implementasi pembelajaran daring PJOK cukup baik, terutama meningkatkan kemampuan kognitif siswa, tetapi kemampuan afektif dan psikomotor siswa belum berjalan baik.... Menurut Masgumelar & Mustafa 2021 terdapat kelebihan dan kekurangan dalam implikasi blended learning, yaitu Kelebihan blended learning a Pembelajaran berlangsung secara mandiri dan konvensional, dimana keduanya memiliki kelebihan yang dapat saling melengkapi, b Pembelajaran lebih efektif dan efisien, c aksesibilitas yang lebih baik. Blended learning memudahkan peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran. ...Lesmiyati HariyaniPandemi Covid-19 yang semakin meningkatkan, sistem pembalajaran onine dapat mempermudah siswa, guru dan kelancaran pembelajaraan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui implikasi Blend Learning dalam hasil belajar mata pelajaran Geografi pada era Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan, dimana pengumpulan datanya berasal berbagai jurnal maupun buku yang dianalisis sesuai dengan masalah yang ada. Hasil dalam penelitian ini yaitu terdapat beberapa problematika dari beberapa pihak, yaitu guru, siswa hingga orang tua siswa. Guru dituntut dapat bisa beradaptasi dengan model pembelajaran bermodel blended learning pada masa pandemi saat ini. Perubahan lingkungan belajar akan mempengaruhi masalah psikologis siswa. Permasalahan yang dihadapi siswa berupa stigma bahwa kegiatan belajar sekolah harus berlangsung di lembaga pendidikan, jika di rumah berarti sedang berlibur. Tidak semua orang tua memiliki keterampilan menggunakan IT dan perangkat kerja berbasis internet, hal ini juga menjadi tantangan dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Hal tersebut dapat diatasi oleh pelaksanaan pembelajaran dapat dirancang melalui kombinasi media pembelajaran, karena gaya belajar setiap siswa berbeda. Kita sebagai pendidik atau orang tua tidak dapat memaksa siswa untuk belajar dalam suasana dan cara yang kita inginkan, karena setiap siswa atau individu memiliki tipe atau gaya belajarnya masing-masing. Pinton Setya MustafaPermainan bolavoli merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri dari enam orang dengan tujuan untuk menjatuhkan bola ke daerah lawan melewati atas net, dengan cara bermain yang diatur dalam peraturan tertentu. Dalam memulai permainan bolavoli maka diperlukan teknik service. Service atas adalah salah satu jenis service dengan teknik memukul bola dengan satu tangan dan perkenaan bola dengan tangan berada di atas depan kepala. Oleh karena itu kualitas service atas perlu diperhatikan dengan cara dilatih dengan baik. Selama ini yang sering terjadi proses latihan service atas hanya dilakukan dengan cara service atas berulang-ulang di belakang garis akhir lapangan permainan bolavoli. Selain itu berdasarkan kegiatan latihan service atas hanya menggunakan drill dan latihan kekuatan saja. Di samping itu, jenis variasi latihan cenderung monoton untuk teknik service atas, sebab teknik service dianggap kurang penting dalam permainan bolavoli. Pinton Setya MustafaDalam pendidikan jasmani dan olahraga tidak lepas dari variabel yang saling berkaitan dari satu dengan lainnya. Untuk menguji keterlibatan variabel dalam melakukan gerakan olahraga diperlukan perhitungan dalam bentuk statistik. Tujuan dari artikel ini adalah membahas tentang uji beda yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dalam bidang pendidikan jasmani dan olahraga. Metode studi pustaka dengan sumber sekunder menjadi pendekatan kualitatif yang diterapkan dalam penelitian ini. Stastistik yang digunakan dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan jenis statistik inferensial. Statistik inferensial dibedakan menjadi dua yakni statistik parametrik dan nonparametrik. Uji t atau disebut dengan uji beda termasuk salah satu statistika parametrik inferensial yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata skor antara dua kelompok sampel. Terdapat prosedur yang diperlukan dalam menganalisis data dengan menggunakan uji beda antara lain 1 membuat hipotesis, 2 membuat tabel penolong, 3 menghitung t hitung, 4 menguji dengan t tabel, dan 5 menarik kesimpulan. Uji beda cenderung digunakan dalam penelitian eksperimental. Ndaru Kukuh MasgumelarWasis Djoko DwiyogoSiti Nurrochmahp class="Abstract"> Abstract This research was aimed to conducted with the aim of developing game modification products using blended learning and testing their effectiveness in the learning process. The method used in this study refers to the blended learning development model using research subjects 80 high school students and 4 expert validators. The procedure used includes 3 stages 1 analysis, 2 design, and 3 evaluation. The results of research and development include in the form of printed books equipped with QR code, interactive multimedia, and edmodo. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk modifikasi permainan menggunakan blended learning dan menguji keefektifannya pada proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model pengembangan blended learning dengan menggunakan subjek penelitian 80 siswa SMA dan empat orang validator ahli. Prosedur yang digunakan meliputi tiga tahap 1 analisis, 2 rancangan, dan 3 evaluasi. Hasil dari penelitian dan pengembangan berupa buku cetak dilengkapi dengan QR code, multimedia interaktif, dan edmod o . Pinton Setya MustafaThis article aims to provide information about learning based on behaviorism learning theory through a drill learning model in football game material in grade VII Junior High School. Behaviorism learning theory, which has the principle of providing a stimulus that results in a response. The stimulus is given by the teacher in the form of material that needs to be done by students, resulting in students responding by doing assignments from the material. Physical education, sports, and health PESH learning activities involve moving activities to achieve competence. The game of football is one of the materials used in learning PESH movements. The principle of learning PESH is to involve students to move happily. The drill learning model is an alternative that can be used in soccer learning for seventh-grade students of junior high school. The exercise learning model is repeating movements in sports techniques that have been compiled by the teacher. In conclusion, with a variety of exercise learning models, students can learn PESH material to achieve better and more active sports movements and feel happy. Teachers need to innovate continuously to design learning models that are following the characteristics of Mujiono Novri GazaliCurrently, teachers and students face problem regarding the learning media used during online learning for physical education. Meanwhile, most students stated that online learning for physical education during this pandemi was not yet fully effective. The purpose of this literature study was to provide a review of the latest research related to physical education learning during the Covid-19 pandemi. The research method is literature study or literature review. Data collection for literature studies was carried out using a database search tool, which is a phase of searching for literature sources from journals starting from 2017 to 2018. This data collection uses the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta Analysis PRISMA method. The research was carried out by analyzing journals and then making a summary related to the questions and objectives of the study. The procedure for searching journals to become material in this study is to have criteria that are in accordance with the PICOT procedure. Based on the articles that have been found and analyzed, the online learning model can be applied in physical education with the schoology portal method, and vlogs and can also use the distance learning model with a collaborative approach. Pinton Setya MustafaRoesdiyantoTujuan dari artikel ini adalah memberikan informasi tentang pembelajaran yang menganut teori konstruktivisme melalui model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan PAKEM dalam materi permainan bolavoli pada kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Teori belajar konstruktivisme memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun sendiri pengetahuan konseptual melalui fasilitasi guru. Aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan PJOK pelaksanaan melibatkan kegiatan bergerak untuk mencapai kompetensi. Permainan bolavoli merupakan salah satu materi yang menjadi dalam pembelajaran gerak PJOK. Prinsip pembelajaran PJOK adalah melibatkan siswa untuk aktif dan senang ketika aktivitas melakukan fisik. Model PAKEM merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran bolavoli pada siswa kelas VII SMP. Model PAKEM membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui variasi pembelajaran yang disajikan oleh guru. Kesimpulannya dengan model PAKEM siswa dapat aktif, kreatif, efektif, dan senang selama pembelajaran bolavoli dalam PJOK disajikan. Guru perlu melakukan inovasi secara berlanjut untuk merancang model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta the game of volleyball it is necessary to start the service techniques. Overhand service is one type of service with the technique of hitting the ball with one hand and impact the ball with your hands over the front of the head. Based on observations made on extracurricular volleyball at SMK Negeri 4 Malang, namely the process of training service on only done with the drill in the service area. This research aims to develop a variety of training service on volleyball. Research and development using procedural models of Borg and Gall were modified to 7 steps. Product development services on a variety of exercises is valid and practical to use for participants extracurricular volleyball at SMK Negeri 4 Malang. Product development consists of nine product specifications. Abstrak Dalam memulai permainan bolavoli diperlukan teknik service. Service atas adalah salah satu jenis service dengan teknik memukul bola dengan satu tangan dan perkenaan bola dengan tangan berada di atas depan kepala. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 4 Malang, yaitu proses latihan service atas hanya dilakukan dengan drill di area service. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan variasi latihan service atas bolavoli. Penelitian dan pengembangan ini menggunakan model prosedural dari Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi 7 langkah. Produk pengembangan variasi latihan service atas ini valid dan praktis digunakan untuk peserta ekstrakurikuler bolavoli di SMK Negeri 4 Malang. Produk pengembangan ini terdiri dari 9 spesifikasi produk. Kata kunci variasi latihan, service atas, ekstrakurikuler bolavoli. Permainan bolavoli merupakan salah satu olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dibuktikan bahwa permainan bolavoli sering dilakukan di daerah perkotaan maupun di pelosok-pelosok desa. Selain itu, permainan bolavoli dapat dimainkan dengan berbagai usia mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Menurut Sudarsini 201322 "permainan bolavoli adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari enam orang pemain, setiap regu berusaha untuk dapat menjatuhkan bola ke dalam lapangan lawan melewati di atas net, dan mencegah pihak lawan dapat menjatuhkan bola ke dalam lapangannya". Menurut Roesdiyanto 1992 1 "dalam memainkan permainan alam permainan bolavoli masing-masing regu berhak memainkan tiga kali pantulan atau sentuhan kecuali perkenaan waktu mem-bendung tidak diperkenankan memainkan memukul bola dua kali berturut-turut". Dengan demikian dapat dikatakan per-mainan bolavoli adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu tiap regu terdiri dari enam orang yang dibatasi oleh net dan setiap regu berusaha menjatuhkan bola ke lapangan lawan melewati atas net, dengan cara bermain yaitu setiap regu berhak memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan atau pukulan kecuali sentuhan block atau membendung namun setiap pemain tidak boleh memainkan bola lebih dari dua kali secara berturut-turut. Pinton Setya MustafaTujuan dari artikel ini membahas tentang pola kerja telensefalon dan korteks cerebral dan implikasinya dalam pendidikan jasmani. Telensefalon berperan ber-bagai proses, yaitu penentuan kecerdasan, penentuan ke-pribadian, menginterpretasi rangsang berbagai indra. Se-dangkan Korteks cerebral berperan sebagai pusat integrasi untuk informasi sensorik dan regio pengambil keputusan bagi berbagai jenis output motorik. Dengan demikian ko-rteks cerebral memiliki sumbang asih pada pembelajaran gerak, khususnya dalam pendidikan jasmani. Selain itu perkembangan korteks cerebral juga dapat dibentuk mela-lui pembelajaran gerak yang Rifqi SetiawanRiset ini bertujuan untuk merancang dan menerapkan beberapa lembar kegiatan literasi saintifik untuk pembelajaran jarak jauh topik penyakit Coronavirus 2019 COVID-19 bagi siswa sekolah dasar. Pendekatan yang digunakan adalah metode kombinasi model eksploratoris berurutan yang melibatkan sampel 35 siswa sekolah dasar yang mengalami pembelajaran jarak jauh karena COVID19. Instrumen penelitian menggunakan rancangan lembar kegiatan literasi saintifik sesuai tahap inti pendekatan saintifik, yang telah ditinjau dan dinilai oleh para pakar. Pelaksanaan menunjukkan bahwa literasi saintifik siswa belum dilatih secara optimal, walau rancangan lembar kegiatan literasi saintifik ini dapat ditanggapi oleh siswa selama pembelajaran jarak Loviana CarolinI Ketut Budaya Astra I Gede Suwiwa SuwiwaTujuan dari penelitian yaitu untuk mengembangkan media video pembelajaran teknik dasar tendangan pencak silat dengan model ADDIE. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan model ADDIE, yaitu analysis, design, development, implementation dan evaluation. Validasi bahan ajar model ADDIE yaitu uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli media pembelajaran, uji ahli desain pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik analisis yang digunakan. Tanggapan ahli isi mata pelajaran memperoleh persentase 94% dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan ahli media pembelajaran memperolehpersentase 90% dengan kualifikasi sangat baik. Tanggapan ahli desain pembelajaran memperoleh presentase 94% dengan kualifikasi sangat baik. Sedangkan uji coba peserta didik tidak bisa dilakukan karena adanya pandemi covid19 yang mengharuskan peserta didik belajar dirumah secara online/daring. Hasil penelitian disimpulkan bahwa media video pembelajaran teknik dasar tendangan pencak silat layak digunakan menurut uji ahli isi mata pelajaran, uji ahli media pembelajaran dan uji ahli desain pembelajaran karena sudah memenuhi kriteria sesuai ketentuan dan sudah melaksanakan tahapan model ADDIE secara keseluruhan. Saran dari peneliti terhadap penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber balajar dan penelitian ini dapat dieksperimenkan sehingga keefektifan dapat diketahui. Alif Yanuar ZukmadiniBhakti KaryadiKasrina KasrinaCOVID-19 menyebabkan penyakit yang menyerang sistem pernapasan pada manusia. Virus ini telah menginfeksi jutaan orang sehingga menyebabkan angka kematian yang tinggi bagi penderitannya di seluruh dunia. Anak-anak termasuk juga anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sangat rentan terhadap penularan COVID-19. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada anak-anak panti asuhan Kasih Sayang Kota Bengkulu untuk menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat PHBS agar terhindar dari penularan COVID-19. Kegiatan ini juga diikuti dengan pemberian sembako kepada anak-agar panti asuhan agar dapat memenuhi kebutuhannya selama pandemi COVID-19. Edukasi dilakukan menggunakan metode kaji tindak dengan pendekatan partisipatif. Materi edukasi yang diberikan kepada anak-anak panti asuhan diantaranya pengenalan COVID-19 dan gejalanya, cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara menerapkan etika batuk, cara physical distancing, serta cara menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan edukasi dilakukan dengan memberikan penyuluhan terhadap PHBS dalam pencegahan COVID-19 dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan demontsrasi. Penyampaian materi juga dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berupa poster. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar angket untuk mengetahui pengetahuan peserta sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil kegiatan menujukkan bahwa edukasi yang diberikan oleh fasilitator dapat meningkatkan pengetahuan anak-anak panti asuhan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dalam pencegahan COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari persentase pengetahuan peserta sebelum diberikan edukasi yaitu sebesar 74,48% yang kemudian meningkat menjadi 86,49% setelah diberikan edukasi.
Seorangpemukul, jika dapat kembali ke ruang bebas dan selama dalam perjalanan tidak mati, dapat nilai 1. "Run" dalam permainan rounders mendapat nilai 6. Penjaga yang dapat menangkap bola mendapat nilai 1. Rounders termasuk dalam kategori permainan bola kecil karena ukuran bola yang digunakan dalam permainan ini.
Belajardengan bebas atau olahraga gratis bisa digunakan dengan alat. * 5 poin tali bolanya air kasur SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah